Untuk kaum Pria
Apabila salah seorang di antara kalian menyaksikan waktu Isya' -dalam sebuah riwayat disebutkan : masjid- maka hendaklah dia memakai wangi-wangian pada malam itu". [Hadits Riwayat Muslim]
"Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, sesungguhnya dia tidak pernah menolak minyak wangi. Dan dia merasa yakin bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga tidak menolak minyak wangi". [Hadits Riwayat Bukhari]
Untuk Kaum Wanita
Setiap wanita mana saja yang terkena bau wangi, maka hendaklah dia tidak mengerjakan shalat Isya' bersama kami". [Hadits Riwayat Muslim]
"Artinya : Setiap wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu dia berjalan melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau wanginya itu, berarti dia telah berzina". [Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/414) Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (4173). Imam Tirmidzi (2786). Imam Nasa'i (VIII/153) melalui Ghanim bin Qais dari Abu Musa Al-Asy'ari]
Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda. "Artinya : Mandi pada hari jum'at wajib bagi setiap orang yang bermimpi, juga bersiwak, dan memakai minyak wangi secukupnya".
Bagi seorang muslimah, memakai minyak wangi tidak lain adalah untuk memenuhi kesenangan suaminya saja. Selain itu bagi yang mungkin mempunyai bau badan yang kurang sedap, malah sangat dianjurkan untuk memakainya. Namun demikian tidak berarti semua minyak wangi cocok dan boleh dipakai oleh muslimah. Rasulullah menganjurkan bagi wanita muslimah untuk memakai minyak wangi yang baunya tidak terlalu kuat, sebagaimana beliau bersabda :
„Sesungguhnya minyak wangi untuk lelaki ialah yang kuat baunya dan kalem warnanya, sedang minyak wangi untuk wanita ialah yang menyolok warnanya dan kalem baunya." (HR An-Nasa'i, Tarmidzi, Abu Hurairah)
Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang ditawarkan kepadanya suatu harum-haruman maka janganlah ia menolaknya, sebab sesungguhnya harum-haruman itu ringan bawaannya serta harum baunya." (Riwayat Muslim)
Dari Anas r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. tidak pernah menolak kalau ditawari harum- haruman. (Riwayat Bukhari)
0 komentar:
Posting Komentar