Sabtu, 15 Oktober 2011 - 0 komentar

Ikhsan

1. Pertama: Dari Umar bin Alkhaththab r.a., katanya: "Pada suatu ketika kita semua duduk di sisi Rasulullah s.a.vv. yakni pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di muka kita seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam warna rambutnya, tidak tampak padanya bekas perjalanan dan tidak seorang pun dari kita semua yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadi di hadapan Nabi s.a.w. lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri dan berkata: "Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
"Islam, iaitu hendaknya engkau menyaksikan bahawa tiada piihan kecuali Allah dan bahawa Muhammad adalah utusan Allah, hendaklah pula engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan melakukan haji ke Baitullah jikalau engkau kuasa jalannya ke situ."
Orang itu berkata: "Tuan benar."
Kita semua hairan padanya, kerana ia bertanya dan juga membenarkannya. Ia berkata lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang Iman."
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Iaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab- kitabNya, rasul-rasulNya, hari penghabisan - kiamat - dan hendaklah engkau beriman pula kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk - semuanya dari Allah jua."
Orang itu berkata: "Tuan benar." Kemudian katanya lagi:
"Kemudian beritahukanlah padaku tentang Ihsan."
Rasulullah s.a.w. menjawab: "Iaitu hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu."
Ia berkata: "Tuan benar." Katanya lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang hari kiamat."
Rasulullah s.a.w. menjawab: "Orang yang ditanya - yakni beliau s.a.w. sendiri - tentulah tidak lebih tahu dari orang yang menanyakannya - yakni orang yang datang tiba-tiba tadi.
Orang itu berkata pula: "Selanjutnya beritahukanlah padaku tentang alamat- alamatnya hari kiamat itu."
Rasulullah s.a.w. menjawab:
"Iaitu apabila seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuan puterinya - maksudnya hamba sahaya itu dikahwin oleh pemiliknya sendiri yang merdeka, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Anaknya ini dianggap merdeka juga dan dengan begitu dapat dikatakan hamba sahaya perempuan melahirkan tuan puterinya - dan apabila engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang-telanjang, miskin-miskin dan sebagai penggembala kambing sama bermegah-megahan dalam gedung-gedung yang besar - kerana sudah menjadi kaya-raya dan bahkan menjabat sebagai pembesar-pembesar negara."
Selanjutnya orang itu berangkat pergi. Saya - yakni Umar r.a. - berdiam diri beberapa saat lamanya, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Umar, adakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanya tadi?" Saya menjawab: "Allah dan RasulNyalah yang lebih mengetahuinya." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya orang tadi adalah malaikat Jibril, ia datang untuk memberikan pelajaran tentang agama kepadamu semua." (Riwayat Muslim)

0 komentar:

Posting Komentar